Tumbuh Dalam Loteng: Jangan Sampai Kita Berakhir Retak.
Apa yang dilakukan para manusia saat awan menari dengan canvas birunya? Apakah semua orang berlarian? Apakah sebagian duduk menatap jalanan? Atau mungkin sedikit dari mereka tak melakukan apapun dan berbincang dengan angan. Kalau diberi pertanyaan seperti itu, mungkin aku akan menjawab yang terakhir. Sebab benar adanya jika aku sedang tak melakukan apapun.
Andai saja aku mempunyai sifat yang tak malu-malu. Bersembunyi pada genteng yang sedia meneduhi ragaku. Saat semua orang pun tak sadar jika ada aku yang senantiasa berdiam diri sendiri. Mengayun kaki lalu tengok kekanan dan kiri. Sungguh, bosen bisa menusuk tangkai ku sekarang. Semoga aku tak patah.
"Bagaimana hari ini?"
Isi kepalaku tak pernah beralibi, ia selalu jujur namun seringkali kalah dengan ujaran hati.
"Ah, pasti sibuk sekali."
Ini bukan lagi soal harga diri, mungkin aku akan nekat tuk tak dengar ocehan milik Jura yang menyuruhku tuk berhenti. Tapi, sungguh aku tak bisa. Atau lebih tepatnya aku menolak untuk bisa lupa. Bukan maksud tak berusaha dan menjalankan semuanya bagai tak terjadi apa-apa. Karena jujur, aku mati-matian hilangkan ini setiap saat.
"Aku tunggu satu jam lagi kali ya..." ucapku tuk sekian kalinya.
Sampai nanti, sampai saat aku ingin beranjak pergi. Aku menangis tanpa sedu namun menetes dengan mengebu-gebu tentang bagaimana diri ini yang selalu berfikir akan ditemukan kembali. Sebab aku tak terlihat, aku tumbuh di atas loteng yang jauh orang lihat.
Kalau saja kamu berjalan kaki seperti orang pertama yang ku sebutkan tadi, apa kamu akan menemukan ku diantara sudut jerami matahari. Atau justru kau hanya berjalan maju tanpa pernah menilik diriku?
Jika bagian terakhir yang kau pilih, maka aku akan beranjak pergi. Lebih tepatnya berusaha untuk tidak kesepian dalam sepi. Dengan harap baik kamu dan aku tak ada yang merasa rusak apalagi simpan sesak. Karena berakhir yang indah adalah mekar dengan tangkai yang tak retak.
"Aku memilih jejak, terimakasih sudah melihatku walau hanya sejenak, Kak."
Komentar
Posting Komentar