Sedikit lebih baik: Terang karena sinar.
"Aku bertemu seseorang." Hari itu pada pertama kalinya yang Pranatha pikir hanya sebuah pertemuan biasa. Mawar menyambut sapa lebih dulu di depan pintu dengan kerutan paling nyaman, Pranatha terlihat sangat santai sedang Mawar yang sedikit gugup. Namun, saat awal bertemu pun tak ada celah keburukan sebab Mawar pancarkan kebaikan pada saat itu, semoga saja memang benar baik seperti yang Pranatha rasakan dan semoga ia jatuh cinta. "Hallo, mau berteman tidak?" Lontaran pertama dari Mawar, dan akhirnya mereka bisa mengenal lebih lama sampai mereka tak malu untuk sekedar berbagi tawa. Namun diberbagai waktu, Mawar pintar sembunyikan duka, mungkin inilah ahlinya sejak awal, ia lebarkan lekungan manis bibir tiruan jiwa agar Pranatha tak mudah mengira. Meski sebenarnya Pranatha tau dia terluka, menangis di bawah bantal tiap pukul tiga dan kembali bahagia pada pukul lima. "Kenapa harus simpan sendirian, Nilam?" Tidak ada jawaban untuk kepastian, Mawar pun sebena...